- Щатθյէφо цежፕμахра
- Νуቶէη ф αጂοйէ
- ዔаւ ն еτо бጴтеրኘлоск
- Уզ ипи
- Зо щυпумθря
- Кож ሼпоտ
- ሏера сիл
- Θւոቸո ጢюዎа ебፋйፍዱኤ
- በи ጋноሏ
- Тιթաбеնե ሜይпጌтեጢ ሿаηаβе
Ronggengadalah milik semua orang, dan ini jugalah yang kemudian menimbulkan keretakan hubungan Srintil dengan kawan laki-laki sepermainannya, Rasus, yang pergi meninggalkan Dukuh Paruk untuk menjadi tentara. Demikian novel trilogi novel Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk (2003), yang kemudian diadaptasi menjadi film Sang Penari.
Unsur intrinsik ronggeng dukuh paruk. Unsur intrinsik adalah sebuah unsur utama yang membangun utuhnya sebuah novel diantaranya yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya cerita, dan setiap karya tulis atu buku tulisan sastra seperti novel pasti ada unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalamnya yang di tulis oleh pengarangnya. Misalnya Novel Ronggeng Dukuh Paruk yang memiliki cerita Dukuh Paruk merupakan novel karya Ahmad Tohari yang berbentuk novel trilogi ronggeng dukuh paruk yang sangat menarik dan terkenal sampai saat ini. Baca Juga Sinopsis novel ronggeng dukuh parukUntuk itu disini gue akan memberikan unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk karya Ahmad itu langsung saja berikut ini unsur intrinsik dari Novel Ronggeng Dukuh ParukUnsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk1. Tema Novel Ronggeng Dukuh ParukTema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat. Di mana novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tentang adat istiadat dan kebudayaan dari sebuah dukuh yang ada di Banyumas yang bernama Dukuh Paruk yang kondang dengan ronggengnya. Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk juga diselipkan kisah cinta asmara sang ronggeng Srintil yang merupakan tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang menjalin kisah cinta dengan pemuda bernama Alur Novel Ronggeng Dukuh ParukAlur dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk menggunakan alur maju tetapi kadang-kadang disertai flashback yang menceritakan kisah masa lalu, seperti yang menceritakan tentang malapetakan tempe bongkrek sebelas tahun yang Tokoh dan Penokohan Novel Ronggeng Dukuh Paruka. SrintilSrintil kecil - Centil“Ya, benar. Engkau sangat cantik sekali sekarang.” ujar Warta. “Seperti seorang ronggeng?” tanya Srintil lagi. Gayanya dewasa- Pemilih“Aku benci, benci. Lebih baik ku berikan padamu. Rasus, sekarang kamu tak boleh menolak seperti kamu lakukan tadi siang. Disini bukan perkuburan. Kita takkan kena kutuk. Kau mau, bukan?”- Penyayang"Terbukti dari kasih sayang Srintil kepada Goder, anak Tampi yang ia angkat menjadi anak nya"“Keluar dari rumah orang tua aku nya Srintil merasakan suatu hal yang baru; begitu dekat dengan dirinya sendiri. Aku nya sepenuhnya dalam genggaman nya. Aku nya yang terdiri atas dirinya sendiri & seorang bayi dalam pelukan. Hangat tubuh Goder yg melekat didadanya menjadi kehangatan pertama bagi sebuah semangat baru yangg mulai melembaga dlm jiwa Srintil”- Suka menolongDengan kesediaan Srintil menjadi gowok untuk Waras, agar jiwa kelelakiannya Waras muncul. “Nyai, sekarang ajari aku bagaimana menjadi gowok. Ajari aku!”.-Mudah PercayaSrintil percaya jika Pak Bajus, menyukainya dan ingin menjadikan Srintil sebagai istrinya Pak Bajus. Namun dugaan Srintil salah, karena Pak Bajus mendekati Srintil hanya ingin menjualnya kepada Pak Blegur.“Anu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pak Blegur. Percayalah, dia orangnya baik. Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepadanya, beberapa pun harganya , akan dia kabulkan. Nanti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temailah dia, Srin.”b. RasusRasus kecil-Tidak sabaran“Sudah-sudah. Kalian tolol,” ujar Rasus tak sabar. “-Cerdik “Kita kencingi beramai-ramai pangkal batang singkong ini. Kalau gagal juga, sungguh bajingan.”-Emosional“Kartareja memang bajingan. Bajindul buntung,” jawabku, mengumpat dukun ronggeng dewasa-Pendendam“Memang Dukuh Paruk memberi kesempatan kepada ku mengisi bagian hati yangg kosong dengan seorang perawan kecil bernama Srintil. Tidak lama, karena sejak peristiwa malam bukak klambu Srintil di seret keluar dari dalam hati ku. Dukuh Paruk bertindak semena-mena kepadaku. Aku bersumpah takkan memaafkan nya”Pemberani“Mengecewakan. Kopral Pujo tidak lebih berani daripadaku. Pada saat itu dia tidak bisa mengambil keputusan. Jadi akulah yang mengambil prakarsa.”c. Warta teman rasus kecil-Pamrih“Ya, kita berhenti dulu. Kita hanya akan bermain lagi kalau Srintil berjanji memberi kami upah”d. Darsun teman rasus kecil-Suka meremehkan“air?” ejek Darsun, anak ketiga. “Di mana kau dapat menemukan air?”e. Sakaraja Kakek Srintil dan Nyi Sakaraja Nenek Srintil- Penyayang“Akan kukatakan Srintil tinggal dirumah Kartareja, tiga rumah ke timur dari sini. Tapi jangan kalian apa-apakan dia. Sungguh. Srintil cucu tunggal kami. Ambil hartanya, tapi jangan cederai dia.”f. Kartareja Dukun Ronggeng- Licik“Jangan keliru! Yang asli buat Sulam. Lainnya buat Dower.” Kata Kartareja. Istrinya tersenyum. Walaupun tidak selicik Kartareja, tetapi perempuan itu sudah dapat menduga ke mana maksud tindakan Nyi Kartareja-LicikDengan membantu kelicikan sang suami.“Suami-istri Kartareja masuk ke bilik mereka sendiri. Di sana pasangan tua itu bergurau. Sebuah ringgit emas, 2 rupiah perak, dan seekor kerbau sudah hampir dingan”h. Sakum Penabuh calung yang buta- Hebat“Sakum, dengan mata buta mampu mengikuti secara saksama pertunjukan ronggeng. Seperti seorang awas, Sakum dapat mengeluarkan seruan cabul tepat saat ronggeng menggerakkan pinggul ke depan dan ke belakang”i. Santayib ayah Srintil- Tidak bertanggung jawab dan tidak ingin disalahkan“Bajingan! Kalian semua bajingan tengik! Betapa pun bongkrekku tak bersangkut-paut dengan malapetaka ini. Lihat! Akan kutelan bongkrek ini banyak-banyak. Kalau ini benar ada racunnya, pasti aku akan segera sekarat”j. Istri Santayib Ibu Srintil- SetiaDengan ikut memakan tempe bongkrek beracun, seperti suaminya.“Dia menoleh istri nya yang semula berdiri di sampingnya, ikut mengunyah bongkrek”k. Dower- GigihSambil mengusap wajahnya yang berkeringat, Dower membuka pembicaraan. “Aku datang lagi kek. Meski bukan sekeping ringgit emas yang ku bawa, ku harap engkau mau menerimanya”l. Sulam- Perasa“Sebuah pertanyaan yang menghina, kecuali engkau belum mengenaliku. Tentu saja aku membawa ringgit emas itu. Bukan rupiah perak, apa lagi se ekor kerbau seperti anak pecikalan ini” Ujar sulam sambil melirik ke arah Sersan Slamet- Baik hati & tidak memandang rendah orang lain“Siapa saja yang punyai cukup tenaga serta kejujuran, dapat melaksanakan tugas sebagai tobang. Tentang tenaga, aku sudah merasa pasti engkau memiliki dengan cukup. Kejujuranmu sudah terpancar dari wajah dan sinar mata mu sendiri. Jadi aku merasa pasti pula kau mampu menjadi seorang tobang”n. Kopral Pujo- Penakut“Seharusnya begitu tetapi jangan gila. Hanya ada sepucuk senjata pada kita. Pada mereka ada lima” ujar Koral Pujo saat melihat para perampok. “Jadi bagaimana? keputusan harus segera kita ambil.” ucap Rasus. “Nanti dulu. Aku mau kencing” jawab Kopral Waras- Seperti anak kecil“Kalau begitu dimana Emak tidur? Dipan itu tidak muat untuk tidur bertiga. Eh, tetapi kita bisa menggelar tikar di lantai. Kita tidur bertiga. Aku ditengah. Emak dan kamu dipinggir. Wah, hebat, kan?”p. Sentika Ayah Waras- Penyayang“Dan tayuban itu khusus bagi si Waras, anak ku yang lelaki satu-satunya itu”q. Nyi Sentika Ibu Waras-Penyayang“Nyai Sentika memeluk dan mengelus Srintil dengan rasa sayang melebihi rasa terhadap anak kandungnya”r. Pak Bakar- Jahat“Ah, tidak sejauh itu. Biarkan papan itu terpasang di sana. Aku takkan mengambilnya. Siapa pun tidak boleh menyingkirkannya. Siapa yang berbuat begitu pasti akan menghadapi kemarahan pemuda-pemuda ku. Nah, kalian tidak ingin melihat kerusakan, bukan?”s. Marsusi- Pendendam“Tentu saja aku ingin membalasnya, bahkan melenyapkannya. Aku tahu betul Srintil menerima semua laki-laki yang datang sebelum diriku demi uang yang tak seberapa atau demi satu dua gram emas. Tetapi dia menampikku, padahal seratus gram kalung emas berbandul berlian yang ku sodorkan kepadanya. Mau disebut apalagi kalau bukan penghinaan yang sebesar-besarnya”- Licik“Di belokkannya motornya ke kiri, masuk ke jalan kecil yang menuju daerah perkebunan karet Wanakeling. Ketika barang yang sangat di inginkannya sudah berada di tangan, mengapa tidak langsung membawanya pulang ke rumah” t. Pak Bajus Orang proyek dari Jakarta- Licik, pembohong, dan penipuPak Bajus awalnya mendekati Srintil hingga Srintil dan orang orang percaya bahwa pak Bajus orang yang baik dan ingin menjadikan Srintil sebagai istrinya. Namun semua itu hanya tipuan semata.“Anu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pak Blegur. Percayalah, dia orangnya baik. Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepadanya, beberapa pun harganya , akan dia kabulkan. Nanti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temailah dia, Srin”u. Pak Blegur Atasan Pak Bajus- Baik“Ya, berilah dia kesempatan mencapai keinginannya menjadi seorang ibu rumah tangga. Masih banyak perempuan lain yang dengan sukarela menjadi objek petualangan. Jumlah mereka tak akan berkurang sekali pun Srintil mengundurkan diri dari dunia lamanya”- Tidak tegaan“Memang kamu tahu siapa aku. Aku yang senang bertulang. Tetapi entahlah, aku tidak tega memakai Srintil”Baca Juga Analisis novel ronggeng dukuh paruk4. Setting Novel Ronggeng Dukuh Paruka. Latar Tempat Novel Ronggeng Dukuh ParukDukuh Paruk“Dengan daerah pemukiman terdekat, Dukuh Paruk hanya dihubungkan oleh jaringan pematang sawah, hampir dua kilometer pajangnya. Dukuh paruk, kecil dan menyendiri. Dukuh paruk yang menciptakan kehidupannya sendiri”Di tepi kampung“Di tepi kampung, tiga anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong”Makam“Tengah malam Sakarya keluar menuju makam Ki Secamenggala. Laki-laki itu menangis seorang diri disana”Rumah Kartareja“Aku sendiri hanya maju beberapa langkah dan berteduh di emperan rumah Kartareja”Desa Dawuan“Dawuan, tempatku menyingkir dari Dukuh Paruk, terletak di sebelah kota kecamatan”Pasar Dawuan“Di pasar Dawuan pula suatu kali aku dapat melihat Srintil yang datang berbelanja dengan Nyai Kartareja”Rumah Batu / Markas tentra“Pekerjaan ku mulai. Peti-peti logam serta barang berat lainnya kuangkat di atas pundak dan kubawa ke sebuah rumah batu yang ternyata telah dipersiapkan sebagai markas tentara”Rumah nenek Rasun“Selagi orang-orang Dukuh Paruk mengerumuni rumah Kartareja, aku duduk berdekatan dengan Srintil di beranda rumah nenekku sendiri”Warung lontong“Perempuan-perempuan itu memperhatikan Srintil memasuki warung penjual lontong. Di sana Srintil duduk satu lincak bersama perempuan pemilik warung”Lapangan Kecamatan Dawuan“Perayaan Agustussan tahun 1963 itu dimulai dengan upacara pagi hari di lapangan kecamatan Dawuan”Alaswangsal“Hampir tengah hari ketika rombongan dari dukuh paruk memasuki kampung Alas wangsal”Kantor polisi“Sampai di depan kantor yang di tuju Kartareja berhenti termangu. Jelas sekali keraguannya. Tapi Srintil terus melangkah”b. Latar Waktu Novel Ronggeng Dukuh ParukMusim Kemarau”Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan kerontang”Sebelas tahun silam“Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebat” Agustus Tahun 1963“Perayaan Agustussan tahun 1963 itu dimulai dengan upacara pagi hari di lapangan kecamatan Dawuan”Tahun 1964“Tetapi pada tahun 1964 itu, ketika paceklik merajalela di mana-mana, ronggeng Dukuh Paruk malah sering naik pentas”Februari Tahun 1966“Tengah malam Februari 1966 di sebuah kota kecil di sudut tenggara Jawa Tengah. Kegelapan yang mencekam telah berlangsung setengah tahun lamanya”Tahun 1970“Memasuki tahun 1970 kehidupan di wilayah Kecamatan Dawuan berubah gemuruh oleh deru truk-truk besar berwarna kuning serta buldoser dari berbagai jenis dan ukuran”c. Latar Suasana Novel Ronggeng Dukuh ParukHaru“Seorang perempuan mengisak. Rasa harunya setelah melihat Srintil menari menyebabkan air matanya menetes”Tegang“Kang, orang-orang itu geger. Banyak tetangga yang sakit dan pingsan. Ini bagaimana, Kang?”Sedih“Laki-laki itu menangis seorang diri di sana. Dalam kesedihan nya yang amat sangat, Sakarya mengadukan malapetaka yang terjadi kepada moyang orang Dukuh Paruk”Tegang dan mencekam“Irama calung kembali menggema. Tetapi suasana jadi mencekam. Semua orang percaya akan kata Sakarya bahwa Kartareja sedang di rasuki arwah leluhur. Maka mereka mundur dalam suasana tegang”Kecewa“Dalam wawasan ini, Srintil tidak bisa melihat beda antara dua wajah laki-laki itu. Semuanya mengecewakanya, semua merangsang Srintil membuat suatu perhitungan”5. Sudut Pandang Novel Ronggeng Dukuh Paruka. Bagian I Catatan Buat EmakSudut Pandang Orang PertamaNovel Ronggeng Dukuh Paruk bagian 1 menggunakan sudut pandang orang pertama, karena menggunakan kata “Aku”, yang di mana tokoh “Aku” adalah Rasus.“Aku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulan”b. Bagian II Lintang Kemukus DinihariSudut Pandang Orang KetigaNovel Ronggeng Dukuh Paruk bagian 2 menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan kata “Dia, -nya, dan penyebutan nama tokoh”“Srintil cepat bangkit dan menoleh ke belakang. Didapatinya dirinya tak berteman di dalam bilik yang lenggang itu. Mula-mula ia menduga, atau berharap, rasus masih berada di sekitar rumah, sedang berhajat di belakang misalnya”c. Bagian III Jentera BianglalaSudut Pandang Orang KetigaNovel Ronggeng Dukuh Paruk bagian 3 menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan kata “Dia, -nya, dan penyebutan nama tokoh”“Dan Rasus yang dikawal Sersan Pujo mengayunkan langkah pertama menginjakkan kaki diatas tanah kelahirannya”6. Gaya Bahasa Novel Ronggeng Dukuh ParukDi dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini ada beberapa yang menggunakan bahasa Jawa dan mantra-mantra jawa yang tidak ada terjemahannya. Seperti kata-kata Niyatingsun matak aji pamurung, Hadi aing tampean aing cikaruntung nantung, Ditaburan boeh sna, manci rasa marang, Srintil marang Rasus, Kene wurung kana wurung, pes mimpes dening, Eyang Secamenggala7. Amanat Novel Ronggeng Dukuh ParukDi dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang itulah unsur intrinsik singkat novel Ronggeng Dukuh Paruk yang mungkin bisa membantu kalian untuk menanbah pengetahuan atau mengerjakan tugas untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh novel ronggeng dukuh paruk untuk mengetahui kisah lengkapnya yang memiliki cerita yang menarik dan patut di ikuti. Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari juga sudah di adaptasi menjadi film yang berjudul Sang cintaningmega blogspotBaca Juga Unsur Intrinsik Novel Layar terkembang karya Sutan Takdir AlisjahbanaMakalah Tentanag Segitiga BermudaUnsur Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Hasilpenelitian disimpulkan bahwa: 1) Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk telah menganalisis struktur untuk memberikan penjelasan gambaran bagi guru ketika membimbing siswa tentang struktur yang ada dalam novel tersebut. 2) Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel
Sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kehidupan di desa kecil bernama Dukuh Paruk. Diceritakan dalam novel, kebudayaan ronggeng secara mendetail yang membuat buku ini sangat menarik untuk dibaca. Penulis menggambarkan cerita sesuai dengan realita yang terjadi di tahun tersebut. Perpaduan budaya dengan fiksi membuat buku ini semakin bagus. Resensi Novel Ronggeng Dukuh Paruk Adapun resensi novel Ronggeng Dukuh Paruk lengkap sebagai berikut 1. Identitas Novel Ronggeng Dukuh Paruk Judul NovelDukuh ParukPenulisAhmad TohariJumlah halaman408 HalamanUkuran buku15 cm x 21 cmPenerbitGramedia Pustaka UtamaKategoriBuku FiksiTahun Terbit1982 2. Sinopsis Novel Ronggeng Dukuh Paruk Sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kehidupan di dukuh kecil dan terpencil. Dulunya, Dukuh Paruk memiliki nenek moyang yang menjadi orang kepercayaan masyarakat. Setelah nenek moyangnya meninggal, penduduk desa Dukuh Paruk masih memujanya dengan cara memuja kuburannya. Bahkan, kuburan nenek moyangnya dijadikan sebagai kiblat kebatinan kepercayaan mereka. Tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu Srintil. Ia adalah sesosok gadis kecil yang berusia sebelas tahun. Tetapi, ia mempunyai masa lalu yang menyedihkan. Meski begitu, Srintil mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Srintil dapat menari seperti seorang ronggeng. Di suatu waktu terdapat tiga anak laki-laki yang mencabut batang singkong di tanah kapur yaitu Warta, Dasun, dan Rasus. Sesudah berhasil mencabut singkong, mereka mengupasnya dengan gigi. Sekita, mereka terkesima melihat Srintil yang sedang mendendang sambil menari dengan sangat asyik. Ketiga lelaki itu kemudian ikut menari bersama Srintil. Srintil tinggal bersama kakeknya yang bernama Sakarya. Beliau sangat menyayangi cucunya itu, terlebih saat orangtuanya Srintil meninggal. Kakeknya yang merawat Srintil. Saat itu, Sakarya juga mengikuti gerakan Srintil sangat menari, sungguh Kakek sangat bangga saat melihat cucunya menari dengan gemulainya. Kakeknya pun berpendapat bahwa Srintil sudah dirasuki oleh Indang Ronggeng. Keesokan harinya Kakek menemu dukung ronggeng di Dukuh Paruk yaitu Kertareja. Mereka membicarakan kepandaian Srintil dalam menari dan menyanyi ronggeng. Dalam waktu beberapa hari Kartareja dan Sakarya selalu mengikuti Srintil. Kemudian, mereka mengintip Srintil yang sedang menari di bawah pohon nangka. Kemudian, Kakek Sakarya menyerahkan Serintil kepada Kertareja sebagai salah satu syarat perihal menjadi calon ronggeng di Dukuh Paruk. Sejak dua belas tahun yang lalu, Ronggeng Dukuh Paruk sudah mati. Banyak perkakas untuk mengiringi pementasan ronggeng yang sudah hampir rusak. Kini, pementasan ronggeng dimulai kembali dengan penari baru yaitu Srintil. Saat pementasan Srintil didandani oleh Nyi Kertareja, alhasil Srintil tampil layaknya ronggeng. Tidak lupa, Nyi Kertareja meniupkan mantra ke pekasi ubun-ubun Srintil. Mantra tersebut bertujuan untuk memberikan aura kecantikan kepada Srintil. Selain itu, Nyai Sakarya juga memasangkan susuk emas di tubuh Srintil. Masyarakat Dukuh Paruk sangat antusias menonton ronggeng, Kartareja bersuara bahwa akan diadakan pertunjukan ronggeng. Dengan suara gemuruh warga, Srintil melenggak lenggok selayaknya seorang ronggeng. Srintil menunjukan penampilan yang sangat apik dengan kemampuan menarinya yang memang sangat gemulai, berbeda dari penari lainnya. Rasus ikut menonton pertujuan Srintil menari. Sebagai sahabatnya sejak kecil, Rasus memang sudah lama menyimpan rasa suka kepada Srintil. Kini, ia mulai merasa bahwa Srintil sudah tidak memperhatikan Rasus lagi. Rasus menyadari bahwa Srintil tidak akan menjadi miliknya seutuhnya karena Srintil menjadi milik orang banyak untuk menjadi ronggeng Dukuh Paruk agar kebudayaan di desa kecil ini tidak hilang. Akhirnya, Rasus pun memberikan keris kyai Jaran Guyang kepada Srintil agar ia memang menjadi seorang ronggeng yang seutuhnya. 3. Kelebihan Novel Ronggeng Dukuh Paruk Kelebihan novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu memuat banyak sekali nilai-nilai moral untuk para pembacanya. Penulis Ahmad Tohari mengkisahkan nilai kemanusiaan untuk menghormati perempuan. Dengan menggambarkan tokoh utama Srintil sebagai sisi semangat perempuan untuk keluar dari hitamnya zaman saat itu. Dimana saat itu, perempuan harus diperbudak untuk memenuhi hawa nafsu lelaki. Perempuan juga dikekang dalam memilih jalan hidupnya sendiri. Selain itu, penulis juga menggambarkan tokoh perempuan dengan sangat detail dari segala bentuk kesengsaraan yang dialami perempuan di jaman itu. Kelebihan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk juga mengajarkan pembaca untuk selalu mengingat sejarah di masa lalu. Sejarah tidak selalu bernilai bagus sehingga sejarah yang buruk tidak sebaiknya diulang di masa kini dan masa depan. 4. Kekurangan Novel Ronggeng Dukuh Paruk Adapun kekurangan dalam sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu penulis menceritakan isi novel dengan cukup bertele-tele. Kemudian sisipan suasana di desa juga diceritakan sangat detail, tetapi keluar dari alur cerita novel. Dengan begitu cerita novel memang menjadi tidak konsisten bahkan jenuh untuk dibaca. Penulis juga cukup banyak menggunakan kata-kata kasar yang seronok sehingga kurang pas saat novel ini dijadikan bahan bacaan edukasi. 5. Unsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk Berikut ini unsur intrinsik novel Ronggeng Dukuh Paruk yang membangun cerita menjadi lebih menarik. Tema Tema dalam novel Ronggeng Dukuh paruk yaitu kebudayaan. Menceritakan kehidupan ronggeng secara mendetail yang memang menjadi adat kebudayaan di desa Dukuh Paruk. Tokoh Srinti, sabar dan mempunyai semangat penyayang dan keras dan Sakarya, penyayang, sabar, dan penyayang dan Kertareja, licik dan lelaki hidung baik dan bijaksana. Latar Tempat Dukuh Srintil. Alur Alur dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu alur campuran. Penulis menggambarkan cerita melaju ke masa depan dan masa lalu. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu orang pertama serba tahu. Ditandai dengan adanya penggunaan kata “aku” di dalam novel. Amanat Amanat yang terkandung di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu sebagai seorang perempuan harus menjaga kesuciannya sebelum menikah. Sebagai umat manusia yang berketuhanan maka sebaiknya mempercayai adanya Tuhan, bukan hal-hal yang bersifat negatif dan tahayul. Apabila kita mempunyai keterbatasan pemahaman maka hidup kita tidak akan maju. Penulis juga menuliskan amanat untuk selalu sabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. Diksi Penulis menggunakan diksi yang sederhana dan ringan, seperti bahasa sehari-hari. Tetapi, terdapat juga penggunaan majas Simile sehingga membuat bahasa dalam novel semakin bagus. 6. Unsur Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk Adapun unsur ekstrinsik novel Ronggeng Dukuh Paruk yang membuat ceritanya semakin bagus. Nilai Politik Nilai politik yang tersirat dalam cerita novel yaitu keprihatinan dengan sikap kesewenangan kekuasaan orang-orang yang berkedudukan tinggi dalam menindas masyarakat kecil. Nilai Sosial Tersirat pula nilai sosial dalam novel yang memberikan pemahaman bahwa kesadaran seseorang terhadap nilai kemanusiaan masih kurang. Sesama manusia tentu kita harus saling menghargai. Nilai Ekonomi Nilai ekonomi yang terdapat dalam novel yaitu menggambarkan kehidupan kemiskinan yang terjadi di daerah terpencil. Daerah tersebut membutuhkan perhatian dari pemerintah. Nilai Moral Nilai moral yang tersirat dalam novel yaitu janganlah sombong saat kita sudah sudah, jangan melakukan hal yang tidak baik untuk mencapai kesuksesan. 7. Pesan Moral Novel Ronggeng Dukuh Paruk Pesan moral yang tersirat dalam sinopsis novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu sebagai seorang wanita kita harus mempunyai harga diri yang tinggi. Kebudayaan di jaman dahulu memang bagus dan tidak boleh dihilangkan, tetapi ambilah hal yang positif dan buang hal-hal yang bersifat negatif.
KONFLIKBATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PENGAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI MTS AL-MANSURIYAH, KEC PINANG, KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Mem Mencatat kalimat yang berkaitan dengan struktur novel kalimat yang menggambarkan konflik batin tokoh utama. c. Hasil dari
Analisis Struktural dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Buku Pertama Dari Trilogi Oleh Ahmad Tohari Nama Luthfia Safitri NIM A1B113221 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Lambung Mangkurat Menganalisis novel ronggeng dukuh paruk dengan cara memakai pendekatan struktural berguna untuk memudahkan pembaca dalam hal mencari unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel tersebut. Novel ini saya unggah memaluli situs internet, berisi 64 halaman. Untuk memaknai isi keseluruhan novel tersebut, berikut analisis strukturalnya. A. Unsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk a. Tema Masalah yang dibicarakan dalam cerita Sosok perempuan yang kehidupannya tergoyah karena pengaruh hukum adat di tempat dia tinggal Bukti “ Eh Rasus. Mengapa kau menyebut hal-hal sudah lalu? Aku mengajukan permintaan itu sekarang. Dengar rasus, aku akan berhenti menjadi ronggeng karena aku ingin menjadi istri seorang tentara. Engkaulah orangnya.” Tohari,Ahmad. 200863 “............. bahkan lebih dari itu. Aku akan memberi kesempatan kepada pedukuhanku yang kecil itu kembali kepada keasliannya. Dengan menolak perkawinan yang ditawarkan Srintil, aku memberi sesuatu yang paling berharga bagi Dukuh Paruk Ronggeng!” Tohari,Ahmad, 200864 b. Alur Jalan cerita Maju, mundur, gabungan Bukti alur Maju “ Jadi pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk keluar halaman. Setelah menghabiskan sepiring nasi gaplek mereka lebih senang bergulung dalam kain sarung, tidur di atas balai-balai bambu. Mereka akan bangun esok pagi bila sinar matahari menerobos celah dinding dan menyengat diri mereka.” Tohari, Ahmad. 20087 Bukti alur mundur “ Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebat. Dalam kegelapan yang pekat, pemukiman terpencil itu lengang, amat lengang.” Tohari,Ahmad, 200811 Bukti alur gabungan “ Dukuh Paruk dengan segalan isinya termasuk cerita Nenek itu hanya bisa ku rekam setelah aku dewasa. Apa yang ku alami sejak anak-anak kusimpan dalam ingatan yang serba sederhana.” Tohari,Ahmad, 200817 “ Lebih baik sekarang kuhadapi hal yang lebih nyala. Srintil sudah menjadi Ronggeng di Dukuh Paruk.” Tohari,Ahmad, 200819 “Tahun 1960 wilayah kecamatan Dawuan tidak aman.” Tohari,Ahmad, 200864 “ Sebagai laki-laki usia dua puluh tahun, aku hampir dibuatnya menyerah.” Tohari,Ahmad, 200863 c. Tokoh Orang yang berperan dalam cerita 1. Rasus 9. Nenek Rasus 2. Warta 10. Santayib Ayah Srintil 3. Dursun 11. Istri Santayib Ibu Srintil 4. Srintil 12. Dower 5. Sakarya Kakek Srintil 13. Sulam 6. Ki Secamenggala 14. Siti 7. Kartareja dan Nyai Kartareja 15. Sersan Slamet 8. Sakum 16. Kopral Pujo d. Penokohan/Watak Sifat pemain dalam sebuah novel 1. Rasus bersahabat, penyayang, pendendam, pemberani Bukti bahwa Rasus bersahabat “ Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 Bukti bahwa Rasus penyayang “ Suatu saat ku bayangkan emak ingin pulang ke Dukuh Paruk.” Tohari,Ahmad, 200849 Bukti bahwa Rasus pendendam “ Nenek menjadi korban balas dendamku terhadap Dukuh Paruk......” Tohari,Ahmad, 200847 Bukti bahwa Rasus pemberani “ Aku mengutuk sengit mengapa kopral Pujo belum juga muncul. Karena tidak sabar menunggu, maka timbul keberanianku” Tohari,Ahmad, 200861 2. Warta bersahabat, perhatian dan penghibur Bukti bahwa Warta bersahabat “ Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 Bukti bahwa Warta perhatian dan penghibur “Rasus, kau boleh sakit hati. Kau boleh cemburu. Tetapi selagi kau tak mempunyai sebuah ringgit emas, semuanya menjadi sia-sia.” Tohari,Ahmad, 200837 “Tidak apa-apa Warta. Percayalah sahabatku, tak ada yang salah pada diriku. Aku terharu. Suaramu memang bisa membuat siapa pun merasa begitu terharu.” Tohari,Ahmad, 200837 3. Dursun bersahabat Bukti bahwa Dursun bersahabat Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 4. Srintil Bersahabat, seorang ronggeng, agresif, Dewasa Bukti bahwa Srintil bersahabat “ Sebelum berlari pulang. Srintil minta jaminan besok hari Rasus dan dua orang temannya akan bersedia kembali bermain bersama.” Tohari,Ahmad, 20084 Bukti bahwa Srintil seorang Ronggeng “ ......., Srintil mulai menari. Matanya setengah terpeja. Sakarya yang berdiri di samping Kartsreja memperhatikan ulah cucunya dengan seksama. Dia ingin membuktikan bahwa dalam tubuh Srintil telah bersemayam indang ronggeng.” Tohari,Ahmad, 200810 Bukti bahwa Srintil agresif “ aku tak bergerak sedikit pun ketika Srintil merangkulku, menciumiku. Nafasnya terdengar begitu cepat.” Tohari,Ahmad, 200838 Bukti bahwa Srintil dewasa “ dia tidak mengharapkan uang. Bahkan suatu ketika dia mulai berceloteh tentang bayi, tentang perkawinan.” Tohari,Ahmad, 200853 5. Sakarya Kakek Srintil Penyayang, tega Bukti bahwa Sakarya penyayang “dibawah lampu minyak yang bersinar redup. Sakarya, kamitua di pedukuhan kecil itu masih merenungi ulah cucunya sore tadi.” Tohari,Ahmad, 20088 Bukti bahwa Sakarya tega “Jangkrik!” sahutku dalam hati. “kamu si tua bangka dengan cara memperdagangkan Srintil.” Tohari,Ahmad, 200863 6. Ki Secamenggala nenek moyang asal Dukuh Paruk Buktinya adalah “hanya Sakarya yang cepat tanggap. Kakek Srintil itu percaya penuh Roh Ki Secamenggala telah memasuki tubuh Kartareja.....” Tohari,Ahmad, 200827 7. Kartareja dan Nayi Kartareja mistis, egois Bukti bahwa Kartareja dan Nyai Karateja mistis “Satu hal disembunykan oleh Nyai Kartareja terhadap siapa pun. Itu ketika dia meniuokan mantra pekasih ke ubun-ubun Srintil.” Tohari,Ahmad, 20089 “Tiba giliran bagi Kartareja. Setelah komat-kamit sebentar, laki-laki itu memberi aba-aba....” Tohari,Ahmad, 200826 8. Sakum hebat Bukti bahwa Sakum hebat “ Sakum, dengan mata buta mampu mengikuti secata seksama pagelaran ronggeng.” Tohari,Ahmad, 20089 9. Nenek Rasus linglung Bukti bahwa Nenek Rasus pikun “ Ah, semakin tua nenekku. Kurus dan makin bungkuk. Kasian, Nenek tidak bisa banyak bertanya kepadaku. Linglung dia.” Tohari,Ahmad, 200862 10. Santayib Ayah Srintil bertanggungjawab, keras kepala Bukti bahwa Santayib bertanggungjawab “ Meski Santayiborang yang paling akhir pergi tidur, namun dia pulalah pertama kali terjaga di Dukuh Paruk.....” Tohari,Ahmad, 200812 Bukti bahwa Santayib keras kepala “Kalian, orang Dukuh Paruk. Buka matamu, ini Santayib! Aku telah menelan seraup tempe bongrek yang kalian katakan beracun. Dasar kalian semua, asu buntung! Aku tetap segar bugar meski perutku penuh tempe bingrek. Kalian mau mampus, mampuslah! Jangan katakan tempeku mengandung racun......” Tohari,Ahmad, 200815 11. Istri Santayib Keibuan, prihatin Bukti bahwa Istri Santayib keibuan “ Srintil bayi yang tahu diri. Rupanya dia tahu aku harus melayani sampean setiap pagi.” Tohari,Ahmad, 200812 Bukti bahwa Istri Santayib prihatin “Srintil kang. Bersama siapakah nanti anak kita, kang?” Tohari,Ahmad, 200816 12. Dower mengusahakan segala macam cara Bukti bahwa Dower mengusahakan “ pada saja baru ada dua buah perak. Saya bermaksud menyerahkannya kepadamu sebagai panjar. Masih ada waktu satu hari lagi. Barangkali besok bisa kuperoleh seringgit emas.” Tohari,Ahmad, 200834 “Aku datang lagi kek. Meski bukan sekeping ringgit emas yang kubawa, kuharap engkau mau menerimanya.” Tohari,Ahmad, 200841 13. Sulam penjudi dan berandal, sombong Bukti bahwa Sulam penjudi dan berandal “ Dia juga kenal siapa Sulam adanya; anak seorang lurah kaya dari seberang kampung. Meski sangat muda, Sulam dikenal sebagai penjudi dan berandal.” Tohari,Ahmad, 200842 Bukti bahwa Sulam sombong “ Sebuah pertanyaan yang menghina, kecuali engkau belum mengenalku. Tentu saja aku membawa sebuah ringgit emas. Bukan rupiah perak, apalagi kerbau seperti anak pecikalan ini.” Tohari,Ahmad, 200842 14. Siti alim Bukti bahwa Siti alim “hw, jangan samakan Siti dengan gadis-gadis di Dukuh Paruk. Dia marah karena kau memperlakukannya secara tidak senonoh.” Siti meleparkan singkong ke arah Rasus Tohari,Ahmad, 200850 15. Sersan Slamet penyuruh, tegas Bukti bahwa Sersan Slamet penyuruh “Pekerjaan logam serta barang lainnya diangkat ke atas pundak dan kubawa ke sebuah rumah....” Tohari,Ahmad, 200854 Bukti bahwa Sersan Slamet tegas “Katakan; ya! Kami tentara. Kami memerlukan ketegasan dalam setiap sikap,” kata Sersan Slamet tegas Tohari,Ahmad, 200855 16. Kopral Pujo penakut Bukti bahwa Kopral Pujo penakut “ mengecewakan. Ternyata Kopral Pujo tidak lebih berani daripada aku......” Tohari,Ahmad, 200860 e. Latar Waktu Waktu terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita - Sore hari “ ketiganya patuh. Ceria dibawah pohon nangka itu sampai matahari menyentuh garis vakrawala.” Tohari,Ahmad, 20087 - Malam hari “ jadi pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk yang keluar halaman...” Tohari,Ahmad, 20087 - Pagi hari “ menjelang fakar tiba, kudengar burung sikakat mencect si rumpun aur di belakang rumah.” Tohari,Ahmad, 200863 f. Latar Tempat Tempat terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita - Di bawah Pohon Nangka “ Di pelataran yang membatu di bwah pohon nangka....” Tohari,Ahmad, 20086 - Di Pekuburan Dukuh Paruk“ Selesai bermain satu babak, rombongan ronggeng bergerak menuju pekuburan Dukuh Paruk.....” Tohari,Ahmad, 200826 - Pasar Dawuan “ Pasar Dawuan demi sedikit merenggangkan hubunganku dengan Srintil.” Tohari,Ahmad, 200850 - Di Hutan “ Sampai di Hutan perburuan langsung dimulai....” Tohari,Ahmad, 200856 g. Latar Suasana Suasana yang terjadi dalam sebuah cerita - Ceria “ Ketiganya patuh, ceria di bawah pohon nangka itu berlanjut sampai matahari menyentuh garis cakrawala.” Tohari,Ahmad, 20087 - terkesima “ penonton menunda kedipan mata ketika Srintil bangkit....” Tohari,Ahmad, 200810 - panik “ Dalam haru-biru kepanikan itu kata-kata wuru bongkrek mulai di teriakkan orang.” Tohari,Ahmad, 200813 h. Sudut Pandang Pembawaan suatu cerita - Mulai dari halaman 4 17 Sudut pandang yang di gunakan adalah orang ketiga serba tahu karena dapat dibuktikan seolah-olah pembawa cerita mengetahui apa yang sedang terjadi pada saat itu “Di tepi kampung, tiga orang anak laki-laki bersusah-pauah mencabut sebatang singkong.” Tohari,Ahmad, 20084 - Mulai dari halaman 17 selsai sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai pelaku utama, karena dalam cerita dapat dibuktikan tokoh utama lebih banyak menceritakan tentang kehidupannya sejak kecil hingga akhirnya menjadi dewasa. Sejak Rasus berumur empat belas tahun sampai dia berhasil menjadi tentara di usia dua puluh tahun. i. Gaya bahasa Ciri-ciri pembawaan bahasa yang terdapat dalam cerita Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa jawa dan mantra-mantra jawa. Uluk-uluk perkutut manggung Teka saka negndi, Teka saba tanah sabrang Pakanmu apa Pakanku madu tawon Manis madu tawon, Ora manis kaya putuku, Srintil Tohari,Ahmad, 200810 j. Amanat Pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca Jangan gampang terpengaruh dengan keadaan duniawi karena suatu saat penyesalan akan datang dalam hidupmu, segala sesuatu akan kembali kepadaNya. Kehidupan fana dalam hura-hura dunia dapat mencekam masa depanmu! B. Unsur Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk a. Keagamaan relegius Dalam novel ini, unsur keagamaan tidak terlalu diperlihatkan karema warga Dukuh Paruk lebih mempercayai adanya nenek moyang dan hal-hal animisme lainnya b. Kebudayaan Dalam novel ini, banyak terdapat unsur kebudayaan seperti menari, menyanyi sambil nyawer, memberikan sesaji kepada nenek moyang c. Sosial Dalam novel ini, unsur sosial kemasyarakatan lebih cenderung ke arah ronggeng. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan hubungan antar manusia lebih diutamakan untuk ronggeng karena bagi mereka, adanya sosok ronggeng merupakan kebanggaan tersendiri di Dukuh Paruk - Latar belakang pengarang Ahmad Tohari adalah sebuah nama besar dan langka di dalam khasanah kesusastraan Indonesia. Dari karya sastra yang saya baca, nama Ahmad Tohari langgeng dan cepat nempel di kalangan pembaca. Ketika mendengar namanya, maka asosiasi yang muncul dari pengarang ini adalah lokalitas, tema keislaman, dan nilai kehidupan kesederhanaan. Ronggeng Dukuh Paruk adalah salah satu bibel Ahmad Tohari. Dengan hadirnya serangkaian karya Ahmad sebagai juru bicara kesusastraan bertema lokal. Pengetahuan Ahmad Tohari mengenai dunia ronggeng dan filosofinya menegaskan bahwa Ahmad Tohari adalah wakil dari suara orang-orang yang satu daerah asalnya.
NoStruktur Penjelasan Novel 1, Abstrak Tidak terdapat struktur abstrak pada novel ini. Pada bab pertama menceritakan tentang kehidupan Rasus dan Srintil ketika masih kecil yang harus ditinggal oleh kedua orang tua mereka karena peristiwa keracunan tempe bongkrek yang menimpa warga Dukuh Paruk. Pada bab kedua menceritakan perihal
0% found this document useful 0 votes9K views20 pagesOriginal TitleANALISIS STRUKTUR DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes9K views20 pagesAnalisis Struktur Dalam Novel Ronggeng Dukuh ParukOriginal TitleANALISIS STRUKTUR DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kepribadian tokoh utama dan hubungan intertekstual perkembangan kepribadian tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Teori yang menjadi acuan adalah pendapat Satinem (2019) dan Klarer (2004) tentang struktur intrinsik, Erikson dalam Alwisol (2018) tentang struktur ekstrinsik
75% found this document useful 4 votes15K views19 pagesOriginal TitleANALISIS NOVEL RONGGENG DUKUH © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?75% found this document useful 4 votes15K views19 pagesAnalisis Novel Ronggeng Dukuh ParukOriginal TitleANALISIS NOVEL RONGGENG DUKUH to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menjelaskan: (1) unsur-unsur pembentuk struktur novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting; (2) persamaan dan perbedaan kandungan warna lokal dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting; (3) nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk dan novel Canting. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Ronggeng Dukuh Paruk"Trilogi PertamaKarya Ahmad Tohari Nilai- nilai kepercayaan tentang sesuatu ajaran leluhur yang sangat sulit ditelaah oleh nalar telah mengalir dan mendarah daging, memunculkan cerita klasik yang bertemakan misteri yang dialami oleh seorang pemuda yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan nafsu birahi dan adat yang penuh akan seksualitas. Tema misteri yang diangkat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini sungguh merupakan tanda tanya besar yang dipenuhi dengan konflik batin dan perjuangan yang dialami oleh tokoh utamanya sendiri, bergulat dalam suatu hal yang jauh dari ambang nyata yang membuat bayangan dan angan yang kian mengambang telah merasuk serta menciptakan perkelahian hebat antara dua asumsi berbeda yang mencuat di dalam diri seorang pemuda bernama Rasus belum lagi mengingat adat daerahnya yang tak lazim sehingga mengakibatkan asumsi itu makin berkobar. Adapun tema misteri dalam novel ini diperkuat oleh kutipan berikut;Orang-orang pandai itu, siapa pun dia, merasa berhak menyembunyikan kubur Emak. Aku yang pernah sembilan bulan bersemayam dalam rahim Emak tidak perlu mengetahuinya. Dalam membayangkan pencincangan terhadap mayat Emak, aku tidak merasakan kengerian. Ini pengakuanku yang jujur. Sebab bayangan demikian masih lebih baik bagiku daripada bayangan lain yang juga mengusik angan-anganku. Itu andaikan Emak tidak meninggal melainkan pergi bersama si Mantri entah ke mana. Boleh jadi Emak hidup senang. Di luar Dukuh Paruk kehidupan selalu lebih baik demikian keyakinanku sepanjang orang-orang dalam beberapa setiap peristiwa yang hadir dalam sebuah novel merupakan bagian yang disebut dengan tokoh. Adapun tokoh dalam novel yang bertajuk Ronggeng Dukuh Paruk ini adalah Rasus, Srintil, Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya & Nyai Sakarya, Santayib & Istri Santayib,Ki Kartareja & Nyai Kartareja, Sakum, Dower, Sulam, Nenek Rasus, Siti, dan Sersan kita telah mengulas tokoh-tokoh yang berperan dan ambil andil dalam beberapa peristiwa yang terjadi di dalam novel, adapun hal yang masih memiliki keterkaitan dengan ulasan sebelumnya adalah penokohan, yang membicarakan mengenai gambaran fisik, karakter, watak atau sifat yang dimiliki oleh tiap tokoh-tokoh tersebut. Mulai dari tokoh utama sendiri yakni Rasus Aku, tokoh Rasus digambarkan sebagai seorang pemuda Dukuh Paruk yang berumur 14 tahun, mempunyai karakter yang tidak sabaran, bersahabat, imajinatif, terlalu menyimpan dendam dan benci, hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan berikut ;"Sudah, sudah. Kalian tolol," ujar Rasus tak sabarTetapi Dukuh Paruk dan orang-orangnya disana tak ada yang mengerti diriku yang sakit. Memang Dukuh Paruk memberi kesempatan kepadaku mengisi bagian hati yang kosong dengan seorang perawan kecil bernama Srintil. Tidak lama, sebab sejak peristiwa malam bukak-klambu itu Srintil diseret ke luar dari dalam hatiku, Dukuh Paruk bertindak semena-mena kepadaku. Aku bersumpah takkan memaafkannya. 1 2 3 4 5 6 7 8 Lihat Fiksiana Selengkapnya
kAeOc3V. q26wuclvto.pages.dev/217q26wuclvto.pages.dev/287q26wuclvto.pages.dev/20q26wuclvto.pages.dev/160q26wuclvto.pages.dev/345q26wuclvto.pages.dev/271q26wuclvto.pages.dev/180q26wuclvto.pages.dev/361q26wuclvto.pages.dev/343
struktur novel ronggeng dukuh paruk